Sabtu, 13 November 2010

Tilly Smith, penyelamat ratusan nyawa saat Tsunami





Laut Tiba-Tiba Surut, Ingat Pelajaran Sekolah
Hari ini, bertepatan dengan peringatan tsunami 2004, nama Tilly Smith kembali diingat. Bocah 11 tahun asal Inggris ini dipahlawankan karena menyelamatkan ratusan nyawa saat tsunami menggulung Thailand. Bagaimana bisa?


SEJAK sepekan lalu, Tilly Smith kembali ke Thailand. Bersama dengan Patiwat Komkla, 9, Tilly, akan membaca puisi dalam peringatan satu tahun bencana tsunami malam ini di Phang Nga, wilayah Thailand selatan yang mengalami kerusakan paling parah akibat tsunami. 

"Saya gugup. Tapi saya senang kembali ke sini karena senang dengan warga Thailand yang mau membantu saya dengan keluarga saya pascatsunami," ujar gadis yang dijuluki "Malaikat Pantai" ini kepada Bangkok Post. 

Gadis cilik yang bercita-cita jadi desainer ini juga berpesan agar anak-anak yang tinggal di Thailand, terutama di kawasan pantai, belajar lebih banyak soal tsunami atau bencana alam lainnya hingga mereka bisa menyelamatkan orang-orang yang disayanginya dari bencana tersebut. 

Di negara gajah putih ini, 5.400 orang tewas akibat tsunami 2004. Hampir separonya adalah turis asing. Jumlah ini bisa bertambah banyak andai saja Tilly tak ingat pelajaran di sekolahnya. 

Pada 26 Desember tahun lalu, Tilly tengah berlibur bersama orang tuanya, Colin dan Penny, di pantai Maikho, Phuket. Ia merasa aneh melihat batas air laut di pantai semakin surut dan buihnya tidak kelihatan seperti biasa. 

Tilly yang cerdas itu langsung ingat. "Pemandangan itu sama dengan gambar video tsunami Hawaii yang diperlihatkan guru geografi disekolah. Jadi saya bilang pada mama kalau ada tsunami," tutur gadis yang tinggal Oxshott, London, ini.

Seperti biasa, awalnya Collin dan Penny Smith tak percaya. Tapi setelah diyakinkan berulang-ulang, mereka kemudian memberi tahu hotel tempatnya menginap. Gawat! Ternyata tak ada yang tahu kata tsunami. Hingga, kepala koki hotel yang asal Jepang mendengarnya. Sang koki bersama pasangan Smith dan pegawai hotel lainnya buru-buru memperingatkan pengunjung pantai. 

Benar kata Tilly. Tsunami lalu menggulung dengan hebatnya. Nama Tilly akan terus dikenang, karena tidak ada korban yang tewas atau terluka parah di pantai tersebut. "Saya lega karena saya berhasil teriak di pantai dan orang lain mempercayai saya jika tsunami akan datang," imbuh Tilly. 

Tilly mengaku hidupnya berubah. Kini ia lebih banyak belajar tsunami dan bencana alam lainnya. "Saya belajar dari program dokumenter televisi atau surat kabar," ujarnya. "Tidak akan ada tsunami di Inggris tapi kami mungkin bisa terkena banjir atau badai," lanjutnya lagi. 

Atas jasanya ini, Tilly diundang ke berbagai negara tentang pentingnya pengetahuan bencana alam. Bahkan, bulan lalu ia bercerita di markas PBB di New York bersama mantan Presiden AS Bill Clinton. "Cerita Tilly menunjukkan kepada kita pentingnya membekali pengetahuan soal bencana alam kepada generasi muda. Ceritanya adalah contoh betapa pengetahuan bisa membuat perbedaan antara hidup dan mati," begitu komentar Clinton saat itu. 

Meski tsunami tak terlupakan, keluarga Smith mengaku tak trauma pergi ke Thailand. Bahkan mereka langsung merencanakan liburan lagi ke Thailand setelah kembali ke Inggris beberapa hari pascatsunami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Text Widget