Selasa, 25 Oktober 2011

Balita Balita Jalanan



Kali ini postingan saya memang berbeda dari  postingan saya yang sebelumnya. Sekarang saya akan mengangkat tema permasalahan sosial yang ada di lingkungan kita. yakni persoalan pengamen pengamen yang berusia masih balita.Bagi kita yang tiap hari menggunakan angkutan umum seperti metro mini dan kopaja, yah gk asing lagi lah kalo liat pengamen pengamen yang berkeliaran menjajakan suara mereka. Nah, tapi beda kalo untuk perantau seperti saya... 



Satu hal yang terpikir oleh saya... jumlah mereka terlalu banyak! Dan yang paling nggak enak nya lagi adalah usia mereka yang masih di usia sekolah bahkan banyak juga yang masih balita. Banyak sekali pertanyaan yang timbul ketika saya beberapa kali melihat kumpulan atau bahkan perorangan dari mereka itu masih ber usia balita!. Kok bisa? Orang tua nya kemana? Ibu nya apa nggak khawatir anak nya yang masih sekecil itu berkeliaran, naik turun bis malam malam? Kemana keluarga mereka? Mengapa di biarkan saja mereka berkeliaran? Padahal anak lain yang seumuran dengan mereka yang lainnya harus nya sudah nyenyak tidur!


Dan saya simpulkan awalnya adalah orang tua nya benar benar tidak bertanggung jawab membesarkan anak anak tersebut. Jujur saja, kita semua tahu bahwa kehidupan di lingkungan jalanan itu sangat keras. Apalagi ini di jakarta, yang jumlah penduduk nya sudah mau meledak. Terlebih untuk anak perempuan,tentulah sangat berbahaya. Namun baik anak laki laki maupun perempuan, hidup dalam ruang lingkup yang keras seperti itu mau tak mau akan merubah main set yag mereka punya. Dan ini dia yang menurut saya berbahaya.


Kita semua paham betul kalau jakarta ini adalah kota yang kejam. untuk mencari makan sulit nya setengah mati. jadi memang tak lagi banyak pilihat. keadaan pun makin memburuk dengan terbatasnya keahlian. kondisi seperti dikejar kejar waktu... harga kebutuhan hidup semakin melonjak. membuat mereka tak lagi mementingkan tingkat pendidikan. UANG lah yang sekarang menjadi SEGALANYA.


Dan kita semua tahu,, bukalah perkara gampang untuk mengumpulkan uang demi menghidupi seluruh anggota keluarga. apalagi bagi orang orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan. mau nggak mau mereka pun trsudut dan harus melakukan apa saja untuk mendapatkan uang. termasuk mengamen. dan ada ada saja cara yang mereka lakukan demi orang lain merasa iba.. salah satu nya membiarkan anak mereka turun ke jalanan. lalu siapa yang salah?

Jika kita melihat, seperti saya misalnya, Cuma bisa meringis kasian. Apa yang bisa kita lakukan? Jika pun kita membentuk organisasi informal seperti kumpulan mahasiwa yang sadar akan ketimpangan hidup sosial di sekitar kita untuk bersatu dan berusaha merubah cara pola pikir mereka. Menurut saya itu tidak menghasilkan pengaruh yang besar. Kesalahan sudah terjadi sejak awal. Kita tidak bisa hanya menyalahkan orang tua, keluarga atau bahkan pemerintah. Cara pola pikir nya sejak awal sudah ada ketimpangan. Kita larang pun masih belum bisa mengatasi masalah sosial ini. apalagi anak anak pasti lebih cenderung senang ngamen. Karena bisa dapat duit untuk jajan mereka.
Bisa kita akui juga ini merupakan salah satu dampak melonjak nya jumlah penduduk di Indonesia. Yang di sebabkan oleh banyak faktor seperti tidak berhasil nya program KB yang di canangkan pemerintah beberpa tahun belakangan ini. dan jumlah penduduk pun melonjak. jumlah yang jauh timbang di banding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Sehingga meningkatkan banyak pengangguran dan tingkat pendidikan pun menurun. Menyebabkan orang yang tidak beruntung ini memiliki wawasan pemikiran yang pendek. Nah, pada bagian bagian ini lah yang menurut saya harus di benahi terlebih dahulu. Dan bisa di tambah dengan rasa kepedulian terhadap semasa yang masing masing dari kita perlu di tingkatkan.

Walaupun sudah banyak pihak yang berusaha untuk mengurangi. Misalnnya kita membuat lembaga khusus pun untuk membuat sekolah terbuka untuk para anak2 di bawah umur ini. saya yakin untuk sekarang, pasti tidak semua nya akan mau. Kebanyakan dari mereka pasti akan lebih memilih kembali menjadi pengamen di jalanan... menyanyi dan melantunkan lirik lirik lagu hits yang padahal isi nya belum cukup pantas untuk anak usia 5-8 tahun. anak anak yang bisa tersenyum riang hanya dengan uang 1000 rupiah saja.




UUD 1945 pasal 34 ayat 1 : 
“Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”

Orang Teladan : Jual Lotek keliling demi anak tersayang





Pernah terfikir menjadi singel parent? Yang membesarkan  anak seorang diri selama bertahun tahun dengan hanya bekerja sebagai penjaja lotek keliling?. 


Tentu saja kalian dan juga saya sendiri tidak mau sampai seperti itu. Namun itu lah yang telah di alami oleh seorang ibu yang bernama Munjalanah. Ia telah menjadi singgle parent dari kedua orang anak nya yang kini sudah duduk di bangku SMA kelas 3 dan SD kelas 5. Ia benar benar banting tulang mati matian selama 10 tahun ini.karena suami nya sendiri telah mennggal dunia sejak anak bungsu nya berusia 3 tahun. 
Selain lotek ia juga menjual makanan tradisonal buatannya sendiri yang lain. Seperti getuk, dan gorengan yang harganya pun sangat terjangkau yakni sekitar seribu hingga 4ribu rupiah saja. Munjalanah sendiri tidak mengaku kerepotan menjalani aktivitas nya karena sebenarnya ia sendiri pun sudah menekuni hal ini sejak ia masih gadis untuk membantu memenuhi biaya kehidupan keluarga nya. Pagi pagi iya terlebih dahulu mempersiapkan kedua orang anak nya untuk pergi kesekolah, setelah itu barulah iya mulai memasak makanan yang akan ia jual keliling sore harinya sampai dengan magrib. Walaupun keuntungannya tidak seberapa, hal ini terus menerus ia lakukan demi menyokong buah hati nya. 
Dan tanpa memiliki keahlian kerja pun ia mampu membuktikan bahwa 10 tahun ini ia sudah berhasil membina anak anak nya hanya seorang diri. Semangat seperti itulah yang hanya ia miliki dalam jumlah banyak. Dan juga harapan harapan besar yang ia gantung setinggi mungkin atas kedua orang anak nya. Sehingga membuatnya sanggup tangguh menjalani hidup yang berat. 
Dan bagi saya sosok seperti ini lah yang bisa kita teladani. Sosok seorang ibu yang sangat bertanggung jawab dan sadar akan masa depan anak nya. Sekaligus menunggjukan betapa kuat nya seorang wanita. Sehingga benar jika mendengar kalimat, ”cinta yang paling murni di dunia adalah cinta ibu kepada anak nya”

Text Widget